Rabu, 14 September 2011

Noken, Tas Khas Papua


PEREMPUAN rata-rata senang sekali memakai tas, apalagi yang bermerek terkenal seperti Louis Vuitton dan Hermes, yang biasa ditenteng para wanita kelas atas.

Hal tersebut juga terjadi pada perempuan Papua, khususnya Papua Barat yang memiliki tas tradisional bernama Noken. Tas tersebut memiliki simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan.

Noken merupakan kerajinan tangan khas Papua berbentuk seperti tas. Ada 250 etnis dan bahasa di Papua, namun semua suku memiliki tradisi kerajinan tangan Noken yang sama. Fungsi Noken sangat beragam. Namun, Noken biasa dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, sampai barang-barang belanjaan. Noken yang kecil biasa dipakai untuk membawa kebutuhan pribadi. Tak hanya itu, Noken juga dipakai dalam upacara dan sebagai kenang-kenangan untuk tamu.

Berbagai suku di Papua dan Papua Barat menyebut noken dengan berbagai nama. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku juga berbeda-beda. Ada kulit kayu pohon Manduam, pohon Nawa bahkan anggrek hutan. Noken berbahan benang nilon dan serat kulit kayu tersebut dijual dengan harga rata-rata Rp 100 ribu - Rp 300 ribu tergantung ukuran. Warna-warni nan ceria dari tas ini menjadi kekhasan tersendiri.

Yang menarik dari Noken ini adalah hanya orang Papua saja yang boleh membuat Noken. Membuat Noken sendiri dahulu bisa melambangkan kedewasaan si perempuan itu. Karena jika perempuan papua belum bisa membuat Noken dia tidak bisa dianggap dewasa dan itu merupakan syarat untuk menikah. Dahulu Noken dibuat karena suku Papua membutuhkan sesuatu yang dapat memindahkan barang ke tempat yang lain. Tapi sekarang para wanita di Papua sudah jarang yang bisa membuat Noken padahal itu adalah warisan budaya yang menarik.

Sampai noken Papua dinominasikan dalam Daftar yang Membutuhkan Perlindungan Mendesak karena dianggap sebagai ikon khas Papua yang mulai ditinggalkan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar